
(Sumber: ruangenergi.com)
Beberapa tahun terakhir, Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin hubungan diplomatik yang sangat baik dan harmonis. Hubungan ini berdampak terhadap investasi Korea Selatan yang semakin meningkat di Indonesia. Pada bulan Januari lalu, Korea Selatan menyalurkan investasi lebih dari 70% ke sektor manufaktur yang berpusat di Pulau Jawa. Tidak hanya di sektor manufaktur umum, industri kendaraan listrik (EV), energi baru dan terbarukan, dan farmasi juga menjadi sektor yang menarik perhatian para investor Korea Selatan.
Kerja sama ekonomi antara kedua negara tersebut juga terwujud dalam berbagai proyek strategis, seperti pembangunan tahap lanjut mobil listrik dan ekosistem hidrogen dari Hyundai Motor Company, serta kerja sama antara POSCO dan Krakatau Steel untuk memperkuat investasi dan hilirisasi baja nasional. Proyek-proyek tersebut menunjukkan adanya komitmen jangka panjang untuk memperkuat fondasi industri manufaktur di Indonesia melalui kerja sama teknologi dan juga investasi.
Selain perusahaan Hyundai dan POSCO, kira-kira ada perusahaan Korea Selatan lain yang menanamkan investasi di Indonesia, gak? Yuk, kita kupas tuntas dalam artikel ini.
Investasi 19 Perusahaan Korea Selatan di Indonesia
Pada bulan April lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan bahwa ada 19 perusahaan asal Korea Selatan yang berinvestasi di Indonesia. Nilai investasi awal senilai Rp269 triliun, dan jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah dengan tambahan investasi senilai Rp30 triliun. Ini dia daftar 19 perusahaan tersebut:
- Lotte Chemical Corporation
- KB Financial Group
- Hyundai Motor Group
- POSCO Holdings
- EcoPro
- KCC Glass Corporation
- LX International
- Poongsan
- SK Plasma
- Federation of Korean Industries (FKI)
- Lotte Shopping
- SPC Group
- Chong Kun Dang Pharmaceutical Corporation
- Hanwha General Insurance
- KBI Group
- LS Mtron
- HD Hyundai XiteSolution
- MegazoneCloud
- Lotte Corporation
Beragam bentuk kerja sama dan investasi dari 19 perusahaan tersebut akan terjalin, seperti LX Corporation yang berinvestasi di sektor baja dan nikel, SK Group yang berinvestasi untuk membangun pabrik plasma darah di Cikarang, Lotte Chemicals yang berinvestasi untuk mengembangkan pabrik petrokimia, dan Ecopro yang berinvestasi untuk mengembangkan katoda prekursor dan nikel smelter.
Tantangan Investasi di Indonesia
Sektor manufaktur di Indonesia memiliki potensi yang sangat menjanjikan bagi investasi, khususnya bagi Korea Selatan. Namun, potensi yang menjanjikan tersebut tetap diiringi dengan sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Berikut tantangan utama investasi di Indonesia:
- Permasalahan Regulasi yang Tidak Pasti dan Tidak Tentu: Kondisi regulasi yang tidak pasti dan tidak tentu membuat sejumlah pelaku usaha asal Korea Selatan ragu untuk menanamkan modal dalam jumlah besar dan untuk jangka panjang di Indonesia. Salah satu contohnya yaitu penyimpanan dan penangkapan karbon yang awalnya belum diatur di Indonesia. Ketika regulasi dibuat, ada pengaruh pada aturan perundang-undangan lain seperti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas. Hal itulah yang kadang dinilai sebagai ketidakpastian kebijakan.
- Keterbatasan Infrastruktur: Fasilitas infrastruktur yang belum memadai menjadi salah satu hambatan besar dalam pengembangan sektor manufaktur. Masalah seperti kondisi jalan yang rusak, pelabuhan yang kurang efisien, serta pasokan listrik yang belum stabil dapat memperlambat proses produksi dan menaikkan biaya logistik. Akibatnya, daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar global pun menurun.
- Adanya Tekanan dari Persaingan Global: Industri manufaktur Indonesia kini juga harus bersaing dengan negara-negara Asia lainnya yang menawarkan biaya produksi lebih murah serta akses pasar yang lebih luas. Selain itu, kemajuan teknologi dan tren otomatisasi membuat persaingan semakin ketat. Agar tetap relevan, pelaku industri perlu meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat inovasi, dan memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar internasional.
Itu dia 19 perusahaan Korea Selatan yang berinvestasi di Indonesia dan tantangan utama yang harus dihadapi. Bagaimana menurutmu? Kira-kira apa yang harus pemerintah Indonesia lakukan untuk meminimalisir tantangan tersebut?
Penasaran dengan inovasi terbaru dari industri manufaktur? Ingin membuka peluang bisnis dari berbagai sektor manufaktur? Registrasi sekarang dan amankan tiketmu dengan cara klik link berikut: Registrasi Manufacturing Surabaya 2025
Bergabunglah dengan kami dalam Manufacturing Indonesia 2025: Biggest Manufacturing Expo in Southeast Asia. Kunjungi website kami di https://www.manufacturingindonesia.com/ untuk informasi terkini seputar industri manufaktur. Ikuti akun media sosial Instagram kami @manufacturing.indonesia untuk mengetahui informasi seputar pameran dan ikuti akun media sosial TikTok kami @manufacturing.series untuk mengetahui informasi unik terkait industri manufaktur.
Reference
- 19 Perusahaan Korsel Mau Tambah Investasi RP 30 T di RI, Ini Daftarnya. finance.detik.com. Diakses pada 08 Juni 2025. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7889729/19-perusahaan-korsel-mau-tambah-investasi-rp-30-t-di-ri-ini-daftarnya
- Siaran Pers, “Delegasi The Federation of Korean Industries Bertemu Menko Airlangga: Korea Selatan Siap Tingkatkan Komitmen Investasi di Indonesia.”
- Investasi Korea Selatan di Indonesia Tembus 70 Persen di Sektor Manufaktur. liputan6.com. Diakses pada 08 Juni 2025. https://www.liputan6.com/global/read/6028390/investasi-korea-selatan-di-indonesia-tembus-70-persen-di-sektor-manufaktur?page=2
- Aturan Tidak Pasti Jadi Tantangan Masuknya Investor Korea Selatan ke Indonesia. Tempo.co, Diakses pada 08 Juni 2025. https://www.tempo.co/internasional/aturan-tidak-pasti-jadi-tantangan-masuknya-investor-korea-selatan-ke-indonesia-1187402
- Investasi di Sektor Manufaktur Indonesia. id.pintar.com. Diakses pada 08 Juni 2025. https://www.idpintar.com/investasi-di-sektor-manufaktur