Pameran Manufaktur Surabaya Bidik 4.000 Buyer B2B

Suasana pameran Manufacturing Surabaya 2022 di Grand City Surabaya, Rabu (13/7/2022). – Bisnis/Peni Widarti

 

Bisnis.com, SURABAYA – Gelaran pameran Manufacturing Surabaya 2022 yang berlangsung 13 – 16 Juli 2022 di Grand City Surabaya ditargetkan bisa menarik 4.000 pengunjung dengan orientasi business to business (B2B).

Event Director PT Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari mengatakan di masa menuju endemi Covid-19 yang diikuti dengan berbagai pelonggaran saat ini menjadi momentum untuk memperkuat kebangkitan seluruh sektor perindustrian termasuk industri manufaktur.

“Untuk mendukung optimalisasi sektor industri ini, kami sebagai penyelenggara pameran dagang kembali menggelar ajang pameran di Surabaya, dan kami optimistis melihat antusiasme para peserta yang mencapai 181 perusahaan manufaktur,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (13/7/2022).

Dia mengatakan meski menargetkan jumlah pengunjung mencapai 4.000 an orang. Namun dalam pameran ini yang paling diharapkan adalah hasilnya yakni terjadi transaksi yang bersifat B2B.

“Secara langsung pameran tidak ada target karena memang tidak berorientasi business to consumer (B2C), tetapi lebih kepada B2B yang transaksinya terjadi setelah gelaran pameran,” ujarnya.

Lia menjelaskan, salah satu yang cukup membedakan gelaran pameran manufaktur dari sebelumnya yakni adanya booth Kampung Industri atau Manufacture Village yang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim.

“Di Kampung Industri ini kami menghadirkan Industri Kecil Menengah (IKM) sektor manufaktur lokal Jatim. Beberapa mesin-mesin buatan lokal anak bangsa juga ada, contohnya mesin pengolahan logam, otomasi dan robotik, termasuk mesin untuk konstruksi dan food and beverage,” jelasnya.

Seperti diketahui, sektor industri manufaktur ini telah berkontribusi sekitar 30 persen terhadap PDRB Jatim sehingga gelaran pameran ini dinilai sangat potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim maupun di Indonesia bagian timur.

Salah satu peserta pameran manufaktur, VP Sales and Marketing PT Pertamina Lubricants, Nugroho Setyo Utomo mengatakan manufaktur dan industri cukup menjadi perhatian PT Pertamina Lubricants karena banyak proses manufaktur yang memerlukan dukungan pelumas.

“Jadi perusahaan kita ini in-line dengan manufaktur di Jatim yang punya nilai tambah luar biasa dari sisi ekonomi, sehingga kami pun ingin bergerak mendukung pemulihan ekonomi pasca Covid-19,” imbuhnya.

Dia mengatakan di pabrik Pertamina Lubricants di Gresik sendiri memiliki produksi 135.000 kilo liter per tahun untuk menkover kebutuhan Jatim dan Indonesia timur, serta didukung oleh 12 distributor yang siap mendekatkan diri kepada konsumen.

“Pemanfaatan produk pelumas kami menyasar berbagai segmen, 700 portofolio dari segmen mesin kecil, kendaraan, dan 300 lebih portofolio untuk segmen industri. Sebanyak 80 persen produk kami diserap oleh pasar domestik, ekspor hanya 20 persen,” imbuhnya.