5 Kawasan Industri Unggulan di Jawa Tengah

Manufacturing Trends That Are Changing The Industry

Menilik Investasi Industri Manufaktur di Indonesia

Tren Otomasi Industri Manufaktur

Solusi Efisiensi Manufaktur Indonesia

Good News: Foreigners Can Now Attend Business Meetings with Visa on Arrival

JAKARTA (15/9) – Foreigners can now attend business meetings with a Visa on Arrival (VoA) or a Visitor Visa Exemption arrangement (VVE). It is stated in the Acting Director General of Immigration Circular Letter Number IMI-0700.GR.01.01 of 2022, dated 14 September 2022, which is effective on Thursday, 15 September 2022.

It also regulates the addition of 11 countries subject to VoA: Albania, Andorra, Chile, Ecuador, Iceland, Liechtenstein, Palestine, San Marino, Suriname, Uzbekistan, and the Vatican. Meanwhile, the subject of the VVE still consists of nine ASEAN member countries, namely Brunei Darussalam, the Philippines, Cambodia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapore, Thailand, and Vietnam.

“That’s right, in the latest circular letter, there are 11 additional VoA subject countries. There is also an addition to the activities permitted to use VVE and VoA. Among them are tourist visits; government duties; business talks; purchase of goods; meetings; or transit,” explained the Sub-Coordinator of Public Relations of the Directorate General of Immigration, Achmad Nur Saleh.

Achmad further explained that there was a change in the Immigration Border Control (IBC) which provided VVE and VoA.

“It must be noted that there is a change in the IBC list, which offers services for both VVE and VoA, especially the airports. There have been several additions to the IBC list. However, some airports previously provided VVE or VoA services, but now they are no longer on the IBC list. Some of them are Adisumarmo Airport – Surakarta; Raja Haji Fi Sabilillah – Tanjung Pinang; Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang; Syamsuddin Noor – Banjarmasin.”

To obtain VVE or VoA, foreigners must show a nationality passport that is still valid for at least 6 (six) months, a return ticket or a one-way ticket to continue their journey to another country and VoA payment receipts.

“The VoA tariff is Rp500,000, the same for a stay permit extension. The stay permit originating from VoA can be extended only once for 30 days and carried out at the immigration office according to the area where the foreigner lives in Indonesia. Foreigners cannot convert the VoA’s stay permit to another type of stay permit,” concluded Achmad.

 

Source: https://www.imigrasi.go.id/en/2022/09/19/kabar-gembira-orang-asing-kini-bisa-hadiri-pertemuan-bisnis-dengan-visa-on-arrival/

Kabar Gembira: Orang Asing Kini Bisa Hadiri Pertemuan Bisnis dengan Visa on Arrival

JAKARTA (15/9) – Orang asing kini bisa hadiri pertemuan bisnis dengan visa on arrival (VoA) atau Bebas Visa Kunjungan (BVK). Hal ini diatur dalam Surat Edaran Plt. Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-0700.GR.01.01 Tahun 2022 tanggal 14 September 2022 yang berlaku efektif pada Kamis, 15 September 2022.

Dalam ketentuan tersebut diatur pula penambahan 11 negara subjek visa on arrival sebagai berikut: Albania, Andorra, Chile, Ekuador, Islandia, Liechtenstein, Palestina, San Marino, Suriname, Uzbekistan, dan Vatikan. Sementara itu, subjek fasilitas Bebas Visa Kunjungan tetap terdiri dari sembilan negara yang merupakan anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.

“Betul, dalam Surat Edaran yang terbaru ada penambahan 11 negara subjek VoA selain penambahan jenis kegiatan yang diizinkan menggunakan fasilitas BVK dan VoA. Di antaranya adalah kunjungan wisata; tugas pemerintahan; pembicaraan bisnis; pembelian barang; kunjungan rapat; atau transit,” jelas Subkoordinator Humas Ditjen Imigrasi, Achmad Nur Saleh.

Lebih lanjut Achmad menjelaskan bahwa ada perubahan dalam hal Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang menyediakan fasilitas BVK dan VoA.

“Harus diperhatikan bahwa ada perubahan TPI yang menyediakan fasilitas baik BVK maupun VoA, terutama TPI Udara. Ada beberapa penambahan TPI, namun ada pula yang di ketentuan terdahulu masih menyediakan fasilitas BVK atau VoA tapi sekarang tidak lagi. Beberapa di antaranya itu Bandara Adisumarmo – Surakarta; Raja Haji Fi Sabilillah – Tanjung Pinang; Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang; Syamsuddin Noor – Banjarmasin.”

Untuk memperoleh BVK atau VoA, orang asing harus menunjukkan paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku paling singkat 6 (enam) bulan; tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain; serta bukti pembayaran untuk pengajuan VoA.

“Tarif VoA masih sebesar Rp 500.000,- , demikian pula perpanjangannya. Izin tinggal yang berasal dari VoA bisa diperpanjang hanya satu kali untuk jangka waktu 30 hari dan dilakukan di kantor imigrasi sesuai wilayah tempat tinggal WNA saat di Indonesia. Izin tinggal tersebut tidak dapat dialihstatuskan maupun dikonversi ke jenis izin tinggal yang lain,” tutup Achmad.

 

Source: https://www.imigrasi.go.id/id/2022/09/19/kabar-gembira-orang-asing-kini-bisa-hadiri-pertemuan-bisnis-dengan-visa-on-arrival/

Robot Lengan untuk Pindahkan Barang di Manufacturing Expo

DOOSAN Robotics, robot lengan yang bisa ditugasi untuk memindahkan barang dipamerkan Riyadi Warwicks Indonesia di Pameran Manufaktur di Grand City Mal, Surabaya.-Julian Romadhon-Harian Disway-

CONVENTION & Exhibition Center di Grand City Mall, kembali ramai, Rabu, 23 Juli 2022. Kali ini dijadikan tempat Pameran Manufaktur Surabaya. Pameran itu kembali digelar setelah vakum dua tahun.

Ada 181 perusahaan industri yang memamerkan barang-barangnya hingga 16 Juli nanti. PT Pamerindo Indonesia sebagai penyelenggara itu memanfaatkan momentum. Yakni untuk memperkuat kebangkitan seluruh sektor perindustrian, termasuk industri manufaktur.

Seri pameran industri manufaktur terbesar bagi pasar Indonesia Timur itu juga mempertemukan seluruh pemangku kepentingan. Tentu untuk berbagi informasi dan mendapatkan berbagai inovasi produk serta solusi teknologi digital. Khususnya meningkatkan daya saing industri bagi manufaktur dan produk lokal.

Salah satunya, PT Pertamina Lubricant (PTPL) yang menjadi peserta. Menghadirkan produk-produk unggulan karya anak bangsa. Misalnya, pelumas dengan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.

“Pelumas itu untuk segmen otomotif atau transportasi dan industri,” ujar Vice President Sales & Marketing  Domestic Industry PTPL Nugroho Setyo Utomo saat konferensi pers, kemarin. Bahwa dengan TKDN yang tinggi, produk pelumas Pertamina mampu bersaing di industri nasional.

Sebetulnya, potensi pasar antara segmen transportasi dan industri hampir sama. Bahkan saat terdampak pandemi, keduanya turun sekitar 50 persen. Meski kini kembali tumbuh secara beriringan.

“Di Jawa Timur juga relatif sama,” katanya. Pertumbuhan pasar pelumas segmen transportasi selalu mengikuti segmen industri. Baik transportasi yang sifatnya privat maupun komersial.

Namun, pertumbuhan pasar pelumas di Jawa Timur lebih cepat ketimbang provinsi lainnya. Sebab pembangunan Indonesia Timur cukup melesat. Buktinya, pertumbuhan ekonominya pun melebihi capaian nasional.

“Jadi memang Jawa Timur, khususnya Surabaya ini jadi barometer manufaktur,” ungkapnya. Di pameran itu, para pelaku industri manufaktur dalam dan luar negeri pun berpartisipasi. Mereka adu teknologi mutakhir dalam setiap produknya.

Salah satunya stan milik PT Riyadi Warwick Indonesia yang menyuguhkan Doosan Robotics. Sejenis robot kolaboratif. Bentuknya mirip seperti lengan tangan.

Fungsinya untuk memindah barang dari satu tempat ke tempat lain. Cocok untuk pabrik botol atau kardus. “Untuk industri sangat cocok. Ini namanya material handling untuk packaging,” kata Henri Hidayatullah, sales manager PT RWI.

Sebetulnya, robot dengan fungsi yang sama telah banyak digunakan di pabrik-pabrik. Namun, robotnya masih konvensional. Artinya seluruh gerak dari robot itu hanya bisa dikontrol dengan komputer.

Beda dengan produk Doosan Robotics ini. Geraknya bisa diatur fleksibel hanya dengan manual. “Robot kami ini disebut kolaboratif karena bisa berdampingan dengan manusia. Kalau robot lain masih kaku,” lanjut Henri sambil menggerakkan robot berbentuk lengan tangan itu ke berbagai arah.

PT Isotema pun tak mau kalah memamerkan mesin pemotong fiber dengan laser. Ukurannya besar sekitar 3.000 mm x 1.500 mm. Mesin itu biasa dipakai memotong plat besi, stainless steel, hingga aluminium.

“Pemotongannya lebih cepat. Hasilnya juga lebih bersih, karena tidak menyisakan serpihan. Juga gak bikin platnya penyok,” kata Direktur PT Isotema Nugroho Ridhwan. Mesin itu cocok untuk pabrik panel listrik, kitchen setfurniture, karoseri, maupun home interior untuk gedung.

Teknologinya juga mutakhir. Yakni dengan sistem Computerized Numerical Control (CNC). Gambar yang diinginkan tinggal dimasukkan ke komputer. Lalu mesin akan memotong secara otomatis mengikuti pola gambar tersebut.

Tentu pameran manufaktur itu menarik perhatian bagi para pekerja industri. Baik dari dalam maupun luar kota. Agung Yudi Prayitno dari One Tech Indonesia, misalnya. Ia datang rombongan bersama rekan kerjanya dari Blitar.

Agung sempat singgah lama di stan milik First Machinery Trade Co. Ia terpaku di hadapan mesin molding itu. Bukan hanya karena ukurannya yang besar. Tetapi juga karena teknologinya yang canggih.

“Mesin ini bisa di- dari mana saja dengan aplikasi khusus,” katanya. Ia makin kepincut lantaran pengaturan mesin itu secara digital. Bahkan bisa diatur memakai bahasa Indonesia.

Selain itu, juga dilengkapi dengan fitur perawatan mesin. Yakni indikator yang muncul otomatis apabila ada unsur dalam mesin sedang mengalami penurunan performa. Misalnya, indikator jumlah oli pendingin, volume oli, dan pendingin udara.

“Spindle atau alat memutar cutting tool mesin ini berkecepatan tinggi,” jelas Yohanes Prima, Sales Engineer. Mesin tersebut termasuk high grade. Harganya dibanderol mencapai Rp 1,5 miliar. (*)

 

Reporter: Mohamad Nur Khotib
Editor: Tomy C. Gutomo